TEKNOLOGI PERTANIAN
kjfbkpppbandung.blogspot.com
Selasa, 18 Oktober 2016
Jumat, 11 Juli 2014
Bahan kajian budidaya waluh siam di musim hujan
PROSPEK PENGEMBANGAN "WALUH SIAM" DENGAN FASILITAS GREEN HOUSE
Menurut hasil penelusuran, tanaman waluh siam memiliki peluang dan pangsa pasar yang baik, memiliki nilai jual yang relatif menguntungkan, mudah membudidayakannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Banadung, waluh siam akan tinggi nilai jualnya (Rp. 700,- per biji) pada saat musim penghujan sebab pada saat musim penghujan penyakit busuk buah selalu menyerang tanaman waluh siam, sedangkan pada musim kemarau nilai jual menjadi relatif murah sebab pada saat musim kemarau buah waluh siam akan berproduksi dengan baik tanpa gangguan penyakit pada buah sehingga hasil panen meruah/melimpah.
Kalau demikian kenapa waluh siam tidak disetting berbuah pada musim penghujan dengan menggunakan "Green House" ?
Ini memerlukan analisis yang mendalam tentang budidaya waluh siam di musim hujan dengan menggunakan green house !
Ruang lingkup analisis meliputi :
1. Prospek pasar waluh siam
2. Teknis budidaya waluh siam
3. Analisis budidaya dan analisis pembuatan green house
4. Aspek analisis : Analisis SWOT, Cost, Estimasi produksi, Estimasi harga, Penerimaan, BEP (Kg, Rp.),
B/C (R/C) ratio, JUE
Silahkan analisis menurut daerah masing-masing !
Menurut hasil penelusuran, tanaman waluh siam memiliki peluang dan pangsa pasar yang baik, memiliki nilai jual yang relatif menguntungkan, mudah membudidayakannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Banadung, waluh siam akan tinggi nilai jualnya (Rp. 700,- per biji) pada saat musim penghujan sebab pada saat musim penghujan penyakit busuk buah selalu menyerang tanaman waluh siam, sedangkan pada musim kemarau nilai jual menjadi relatif murah sebab pada saat musim kemarau buah waluh siam akan berproduksi dengan baik tanpa gangguan penyakit pada buah sehingga hasil panen meruah/melimpah.
Kalau demikian kenapa waluh siam tidak disetting berbuah pada musim penghujan dengan menggunakan "Green House" ?
Ini memerlukan analisis yang mendalam tentang budidaya waluh siam di musim hujan dengan menggunakan green house !
Ruang lingkup analisis meliputi :
1. Prospek pasar waluh siam
2. Teknis budidaya waluh siam
3. Analisis budidaya dan analisis pembuatan green house
4. Aspek analisis : Analisis SWOT, Cost, Estimasi produksi, Estimasi harga, Penerimaan, BEP (Kg, Rp.),
B/C (R/C) ratio, JUE
Silahkan analisis menurut daerah masing-masing !
Rabu, 18 September 2013
Membuat Kalua Kulit Jeruk Bali
MEMBUAT KALUA KULIT JERUK BALI
Fenomena perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini adalah adanya
kecenderungan mengkonsumsi makanan siap saji.
Masyarakat lebih suka membeli
makanan yang sudah jadi dari pada harus repot mengolahnya sendiri. Keadaan tersebut merupakan peluang usaha bagi
pengusaha agribisnis sebab kebanyakan bahan baku produksi makanan olahan
berasal dari hasil pertanian.
Faktor penunjang agar hasil pertanian
dapat diolah dan diproduksi menjadi makanan olahan yang mempunyai nilai
kompetitif adalah tersedianya informasi teknologi pengolahan hasil pertanian
tepat guna. Di Indonesia buah jeruk bali
pada umumnya tumbuh di halaman rumah dan pada lahan kebun lainnya. Buah jeruk bali banyak dibiarkan dan tidak
dipanen sebab pada umumnya buah tersebut berkualitas rendah.
Agar buah jeruk bali dapat diolah menjadi
makanan olahan, maka diperlukan
teknologi pengolahan hasil buah jeruk bali tersebut. Salah satu makanan hasil olahan yang berbahan
baku buah jeruk bali adalah dengan cara memanfaatkan kulit jeruk bali tersebut
menjadi kalua kulit jeruk bali.
Pada umumnya tanaman jeruk bali
dapat ditanam pada semua jenis tanah dan ketinggian tempat dari permukaan air
laut, tetapi agar tanaman jeruk bali tumbuh dengan baik diperlukan syarat
tumbuh yang sesuai.
Kalua jeruk bali adalah jenis
makanan olahan yang dikonsumsi sebagai camilan dan diolah melalui proses
penggulaan. Penambahan gula pada proses
pembuatan kalua jeruk adalah untuk memberi rasa manis dan sebagai bahan
pengawet, sehingga kalua jeruk bali relatif tahan lama.
- Alat
Ø
Kompor
Ø
Wajan besar
Ø
Pengaduk kayu
Ø
Baskom besar
Ø
Pisau
Ø
Timbangan
- Bahan
Ø
Buah jeruk bali
Ø
Gula merah/gula
pasir
Ø
Pewarna (bila
menggunakan gula pasir)
B.
CARA
MEMBUAT KALUA JERUK BALI
1. Pilihlah buah
jeruk bali yang baik, sehat dan masih muda
2. Kupas kulit
bagian luarnya (berwarna hijau) setebal ± 1 mm
3. Belah buah jeruk
bali yang sudah dikupas kulit luarnya menjadi empat bagian
4. Buang bagian dalamnya hingga tersisa kulit buah bagian
dalamnya yang berwarna putih
5. Potong-potong
kulit jeruk bali sesuai selera (segi tiga, segi empat atau trapesium)
6. Rendamlah dalam
larutan air kapur selama 12 s/d 24 jam
7. Setelah direndam
dalam larutan kapur, cuci sampai bersih kemudian rebuslah dalam air mendidih
selama ± 4 jam (sampai masak)
8. Angkatlah
rebusan kulit jeruk bali bila sudah masak, kemudian cuci dengan air bersih dalam keadaan rebusan masih panas
9.
Tiriskan agar
air yang tersisa dapat berkurang
10. Setelah
ditiriskan, lakukan proses penggulaan, yaitu dengan cara direbus (tanpa
penambahan air) dalam wajan dan
tambahkan gula yang berfungsi sebagai pemanis dan pengawet. Perbandingan kulit jeruk bali dengan gula
adalah 1 : 1
11. Setelah keadaan
kadar air berkurang dan hampir kering, rebusan diangkat dan didinginkan,
kemudian kemas dalam plastik agar terbebas dari pengaruh kelembaban udara
sehingga keadaan kalua jeruk bali tetap kering.
Sumber : Hasil Survey Lapangan dan Kajian Sendiri
Jumat, 30 Agustus 2013
ALAT GORENG VACCUM PRYER
TEKNOLOGI ALAT GORENG
VACCUM PRYER
I. PENDAHULUAN
Upaya peningkatan kualitas
pengolahan hasil pertanian berupa
buah-buahan adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual hasil produksi
komoditi tanaman hortikultura.
Teknologi pengolahan hasil buah-buahan dengan
menggunakan alat goreng “Vacum Pryer” merupakan suatu inovasi baru bagi
sebagian besar masyarakat.
Teknologi jenis pengolahan hasil
buah-buahan ini termasuk jenis usaha yang padat modal sebab menggunakan
investasi yang relatif besar tetapi mengingat hasil tanaman hortikultura yang
pada umumnya bersifat cepat rusak, meruah (bulky) dan voluminous maka
selayaknya alat ini sebagai inovasi baru perlu dipertimbangkan untuk
dikembangkan dan diadopsi oleh petani terutama pelaku agribisnis.
Alat goreng “Vacum Pryer” dapat
menciptakan produk olahan hasil pertanian berupa keripik buah-buahan yang
mempunyai nilai kompetitif disamping nilai komparatif pada daerah tertentu yang
banyak memproduksi suatu komoditi buah-buahan.
II. MENGENAL PRINSIP KERJA ALAT GORENG VACUM
PRYER
Secara teknis, prinsip kerja alat
penggoreng “Vacum Pryer” adalah mengubah buah-buahan dalam keadaan segar
menjadi hasil olahan berupa keripik yang mempunyai kadar air rendah melalui
proses penggorengan yang dibantu dengan penghampaan udara agar kadar air yang
terdapat dalam buah menjadi berkurang.
Alat tersebut dilengkapi dengan
unit alat penghampa udara yaitu jet pump dan condensor. Unit alat penghampa
udara (vacuum pryer) ini berfungsi untuk mengisap udara yang ada di ruang
silinder penggoreng sehingga kandungan air dalam buah pada waktu buah-buahan
dalam proses penggorengan menjadi terhisap.
Proses penggorengan buah
dalam silinder penggoreng menggunakan minyak goreng yang banyak dijual di pasar
dengan berbagai merk dagang, seperti ;
Bimoli, Madina, Kunci Mas dan lain-lain.
Sedangkan volume minyak goreng yang digunakan dan banyaknya bahan yang
diproses tergantung spesifikasi alat tersebut, semakin besar alat maka semakin
tinggi kapasitas buah yang diproses.
III. LANGKAH KERJA
PEMASANGAN ALAT GORENG VACUM PRYER
1)
Tempatkan bak air dimana unit alat tersebut akan
diletakkan
2)
Pasang silinder penggoreng di atas bak air
3)
Pasang kondensor sejajar dengan silinder penggoreng dan
hubungkan pipa penghubungnya
4)
Pasang pompa air pada dinding bak air
5)
Pasang jet pump pada palang penahan, kemudian
sambungkan pipa besi dari pompa air ke jet pump dan slang dari jet pump ke
kondensor
6)
Pasang pipa spiral dari jet pump ke kondensor
7)
Pasang panel penunjuk temperatur
8)
Sambungkan kabel listrik dari panel ke dynamo air
9)
Pasang saluran gas elpiji dari kompor ke panel dan dari
panel ke tabung elpiji
10) Sambungkan
kabel listrik dari termometer ke
panel sesuai warna kabel
11) Pasang
lampu penerang silinder penggoreng yang mengambil arus listrik dari panel
1)
Hidupkan aliran listrik ke panel
2)
Hidupkan kompor elpiji agar minyak dalam
silinder penggoreng panas
hingga temperatur mencapai 85°
Celsius, sementara
posisi keranjang
penggoreng ada di atas
3)
Buka tutup silinder penggorengan dan masukkan buah yang
akan di olah menjadi keripik
4) Tutup
kembali penutup silinder penggoreng kemudian kencangkan baut penguatnya
5) Tekan tombol aliran llistrik ke pompa air kemudian buka
kran pengeluaran dari condensor secara
perlahan-lahan dan perhatikan jarum penunjuk vacuum.
perlahan-lahan dan perhatikan jarum penunjuk vacuum.
Bila
jarum penunjuk telah menunjukkan angka
> - 60 maka putar engkol kerangjang penggoreng agar
posisi kerannjang menjadi tercelup kedalam minyak.
posisi kerannjang menjadi tercelup kedalam minyak.
6) Aduk bahan dalam penggorengan tiap 3 menit sekali.
7)
Proses penggorengan dilanjutkan hingga buah menjadi
kering dan masak.
a. Syarat menggoreng
1)
Temperatur minyak dalam silinder penggoreng terpenuhi (
85° C )
2)
Angka jarum penunjuk vacuum terpenuhi (> - 60)
b. Syarat matang
1)
Temperatur terpenuhi (85° C)
2)
Tekanan udara dalam tabung penggoreng terpenuhi.
3)
Buih dalam minyak penggoreng tinggal sedikit 9dikontrol
melalui jendela pengintai.
c. Mengakhiri Proses Penggorengan
1) Keranjang diangkat (dengan
cara memeutar engkol keranjang
2) Tutup kran pengeluaran air
dari kondensor
3) Matikan kompor
4) Matikan pompa air
5) Buka kran silinder penggoreng agar udara dapat masuk
kedalamnya
6) Buka baut
penutup silinder penggoreng kemudian angkat penutupnya dan keluarkan
buah yang digoreng
7) Masukkan buah yang sudah digoreng dalam alat
pengatus/pemutar agar kandungan minyak yang tersisa
dalam keripik buah dapat keluar
dalam keripik buah dapat keluar
8) Angkat keripik buah, kemudian kemas dalam kemasan
plastik yang sudah diberi label
VI. MASALAH-MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI
1)
Tanda-tanda bocor :
Apabila mesin dimatikan, jarum penunjuk vacuum naik ke angka nol.
Periksa baut penutup atau pipa ke condensor.
Periksa baut penutup atau pipa ke condensor.
2)
Air tidak dapat mengalir ke condensor : Periksa jet
pump, mungkin tersumbat dan bersihkan
3) Baling-baling pompa air tidak berputar : Buka penutup baling-baling udara pompa air kemudian putar
dengan tangan sampai putaran menjadi ringan.
dengan tangan sampai putaran menjadi ringan.
a. Mengatur api minimum
1)
Kompor dapat dihidupkan bila angka digital pada panel
(atas berwarna merah) < dari angka bawah
(berwarna hijau)
(berwarna hijau)
2)
Setel angka digital hingga angka atas (berwarna merah)
> dari angka bawah (berwarna hijau) kemudian
lihat nyala kompor, kecilkan api kompor (dengan cara memutar alat saluran elpiji yang ada pada panel)
lihat nyala kompor, kecilkan api kompor (dengan cara memutar alat saluran elpiji yang ada pada panel)
3)
Tekan kembali posisi angka digital hingga angka
bawah > dari angka atas dan angka
bawah tersebut
sebesar 85.
sebesar 85.
- o0o -
Selasa, 23 Juli 2013
MEMBUAT KERUPUK TALAS BELITUNG
MEMBUAT KERUPUK LONTONGAN TALAS BELITUNG
Di Indonesia pada umumnya talas belitung (di beberapa daerah berlainan nama) banyak tumbuh liar di pinggir jalan, tempat pembuangan sampah, pinggir kebun, halaman rumah dan tempat lainnya yang kadang-kadang oleh petani dianggap sebagai tumbuhan gulma.
Sebenarnya jenis talas belitung memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan kaya karbohidrat yang dapat menggantikan beras dalam rangka penganekaragaman pangan non beras.
Talas belitung dapat dijadikan makanan camilan yang memungkinkan untuk disukai apabila di olah secara baik dengan mempertimbangkan tingkat kesukaan konsumen dan memiliki harga jual yang tinggi apabila pandai-pandai menempatkan segmen pasar yang dituju sesuai kualitas hasil produk.
Penomena kesukaan konsumen terhadap makanan siap saji yang didukung oleh tingkat pendapatan masyarakat yang semakin membaik, talas dapat diposisikan menjadi makanan yang dapat dipasarkan dengan sasaran konsumen kalangan menengah keatas.
Cara Membuat (satu kali adonan)
Bahan : 1. Talas belitung 4 kg
2. Tepung tapioka 1 kg
3. Air secukupnya
Bumbu : 1. garam (secukupnya)
2. lombok (bila perlu)
3. penguat rasa (bawang putih atau vetsin)
Membuat :
1. Cuci umbi talas belitung agar bersih dari kotoran dan sisa akar
2. Rebus sampai masak, angkat dan kupas kulitnya
3. Hancurkan sampai lumat (pakai ulekan atau gilingan lombok)
4. Campur dengan tepung tapioka, tambahkan bumbu.
5. Adon sampai kalis
6. Masukkan adonan dalam kantong plastik kacang (plastik kecil) yang telah dipotong-
potong 30 cm, kemudian ditusuk-tusuk pakai garpu makan secukupnya
7. Adonan dalam plastik kemudian direbus sampai masak
8. Angkat dan dinginkan semalaman agar rebusan adonan agak mengeras
9. Lepaskan plastik, kemudian rajang lontongan dengan menggunakan pisau yang tajam
atau dapat menggunakan alat.
10.Susun hasil rajangan diatas tampah (nyiru), kemudian jemur diterik matahari
11.Setelah kering, goreng dalam minyak yang panas agar kerupuk mengembang
12. Selamat mencoba
Sumber : Hasil praktek sendiri
Selasa, 14 Mei 2013
TALAS BELITUNG
TALAS BELITUNG
Talas yang satu ini di setiap daerah memiliki nama yang berbeda (Jawa Barat : Talas Padang, Talas Belitung. Kalsel : Keladi Air), tetapi apapun namanya jenis talas ini memang punya prospek yang baik dalam jajaran makanan sumber karbohidrat yang kaya serat yang katanya dapat menghindari penyakit diabetes.Anehnya, talas ini masih belum banyak dibudidayakan, bahkan di daerah wilayah jawa barat banyak petani mempersepsikan sebagai "makanan babi". Padahal talas ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi loh !!! Coba kita hitung, kalau kita tanam talas jenis ini dengan jarak tanam 1 X 1,5 meter maka dalam 1 hektar lahan kering akan didapat populasi tanaman talas sekitar 7000 tanaman sedangkan menurut hasil survey lapangan, setiap pohon talas kimpul akan menghasilkan umbi talas sebanyak 5 - 35 kg.
Kalau kita merujuk ke referensi, talas ini akan menghasilkan umbi sebanyak 20 kg per pohon jadi dalam 1 hektar akan didapat 140 ton umbi dengan kisaran harga jual di tingkat petani Rp 1000,- sd. Rp. 1500,- (di pasar tradisional Rp. 2500 - Rp. 3000,-/kg) ini berarti kita akan meraup penerimaan kurang lebih sebesar Rp. 140.000.000,-/hektar. Pertanyaannya !! kenapa tidak anda tanam ?? malah dibiarkan tumbuh liar dan subur di pinggir-pinggir jalan, tempat sampah ?
Jumat, 14 September 2012
MEMBUAT "PEUYEUM BANDUNG"
MEMBUAT “PEUYEUM BANDUNG”
Ubi kayu merupakan jenis tanaman yang
banyak dibudidayakan oleh petani baik di daerah dataran rendah maupun daerah
dataran tinggi.
Sesuai dengan semakin meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan hasil pertanian, ubi kayu
dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan olahan seperti ; Cake
singkong, keripik (Kripsi), Getuk, opak, kerupuk, dll.
Rekayasa Teknologi fermentasi adalah
teknologi pengolahan hasil dengan menggunakan mikroorganisme yang dapat dilakukan pada komoditi ubi kayu
atau beras ketan.
Kuliner khas Bandung antara lain “Peuyeum
Bandung” yaitu tape ubi kayu yang dalam penyajiannya dengan cara digantung,
baik dalam etalase maupun diruangan bebas pada tempat pemajangan. Tape Bandung adalah bahan makanan olahan
melalui fermentasi yang berbahan baku dari ubi kayu dan penampilannya khas
yaitu digantung dengan menggunakan tali rafia dalam pemasarannya.
Cara membuat tape gantung pada prinsipnya
sama saja dengan cara membuat tape dari ubi kayu pada umumnya, akan tetapi ada
hal-hal khusus yang perlu diperhatikan agar tape tersebut dapat digantung
sehingga penampilannya menarik dan konsumen tertarik untuk membeli.
Tape Bandung yang berkualitas dapat
dinilai dari segi warna, rasa, kekerasan, tekstur dan kemasamannya. Tape yang baik dapat dilihat secara fisik,
yaitu tampak padat dan empuk, berwarna putih kebiru-biruan, rasanya manis agak
sedikit masam dan mengandung alkohol.
II.
MEMBUAT TAPE GANTUNG
1.
Alat dan Bahan
a.
Alat
· Kompor/tungku
· Panci
besar Φ minimal 75 cm
· Baskom
besar dan kecil
· Kertas
Koran
· Pisau
· Tampah
· Tali
rafia
b. Bahan
· Ubi
kayu
· Ragi
tape
2.
Langkah-langkah pembuatan tape ubi kayu “gantung”
1)
Kupas ubi kayu sampai ke lapisan lendirnya, atau
sedalam 2 mm-3 mm
2)
Cuci ubi kayu yang sudah dikupas hingga bersih
3)
Rebuslah dalam
panci perebusan selama ± 15 menit s/d 30 menit
4)
Setelah cukup matang, ubi kayu diangkat dari panci
perebusan.
5)
Lakukan pembersihan ulang agar ubi kayu benar-benar
bersih dari lapisan lendir.
6)
Biarkan sampai benar-benar dingin, agar mikroorganisme
inokulan tidak mati.
7)
Bila sudah dingin, lumuri rebusan ubi kayu dengan ragi
secara merata.
8)
Setelah selesai peragian, ubi kayu disusun dalam wadah
pemeraman.
9)
Peramlah selama 8 jam – 12 jam agar terjadi proses
fermentasi.
10)
Fermentasi jangan lebih dari 12 jam sebab tape akan
terlalu masak.
11)
Selesai proses fermentasi, pasangkan tali pada ujung pangkal
tape.
12)
Gantung pada lemari etalase atau tempat pemajangan yang
dikehendaki.
13)
Bila digantung ditempat bebas, sarungkan plastik
transparan sbg. Pelindung debu
14)
Tape akan bertahan pada gantungan selama ± 10-15 hari.
15)
Ketahanan tape saat dipajang tergantung kelembaban
udara.
(Sumber : Dokumen Pribadi Hasil Survai Lapangan)
Langganan:
Postingan (Atom)