Jumat, 11 Juli 2014

Bahan kajian budidaya waluh siam di musim hujan

PROSPEK PENGEMBANGAN "WALUH SIAM" DENGAN FASILITAS GREEN HOUSE

Menurut hasil penelusuran, tanaman waluh siam memiliki peluang dan pangsa pasar yang baik, memiliki nilai jual yang relatif menguntungkan, mudah membudidayakannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Banadung, waluh siam akan tinggi nilai jualnya (Rp. 700,- per biji) pada saat musim penghujan sebab pada saat musim penghujan penyakit busuk buah selalu menyerang tanaman waluh siam, sedangkan pada musim kemarau nilai jual menjadi relatif murah sebab pada saat musim kemarau buah waluh siam akan berproduksi dengan baik tanpa gangguan penyakit pada buah sehingga hasil panen meruah/melimpah.
Kalau demikian kenapa waluh siam tidak disetting berbuah pada musim penghujan dengan menggunakan "Green House" ?
Ini memerlukan analisis yang mendalam tentang budidaya waluh siam di musim hujan dengan menggunakan green house !
Ruang lingkup analisis meliputi :
1.  Prospek pasar waluh siam
2.  Teknis budidaya waluh siam
3.  Analisis budidaya dan analisis pembuatan green house
4.  Aspek analisis : Analisis SWOT, Cost, Estimasi produksi, Estimasi harga, Penerimaan, BEP (Kg, Rp.),
     B/C (R/C) ratio, JUE

Silahkan analisis menurut daerah masing-masing !

Rabu, 18 September 2013

Membuat Kalua Kulit Jeruk Bali

MEMBUAT KALUA KULIT JERUK BALI
      Fenomena perubahan pola  konsumsi masyarakat saat ini adalah adanya kecenderungan mengkonsumsi makanan siap saji.  Masyarakat  lebih suka membeli makanan yang sudah jadi dari pada harus repot mengolahnya sendiri.  Keadaan tersebut merupakan peluang usaha bagi pengusaha agribisnis sebab kebanyakan bahan baku produksi makanan olahan berasal dari hasil pertanian.
      Faktor penunjang agar hasil pertanian dapat diolah dan diproduksi menjadi makanan olahan yang mempunyai nilai kompetitif adalah tersedianya informasi teknologi pengolahan hasil pertanian tepat guna.  Di Indonesia buah jeruk bali pada umumnya tumbuh di halaman rumah dan pada lahan kebun lainnya.  Buah jeruk bali banyak dibiarkan dan tidak dipanen sebab pada umumnya buah tersebut berkualitas rendah.
      Agar buah jeruk bali dapat diolah menjadi makanan olahan, maka diperlukan  teknologi pengolahan hasil buah jeruk bali tersebut.  Salah satu makanan hasil olahan yang berbahan baku buah jeruk bali adalah dengan cara memanfaatkan kulit jeruk bali tersebut menjadi kalua kulit jeruk bali.

Teknis Pengolahan Kalua Kulit Jeruk Bali
            Pada umumnya tanaman jeruk bali dapat ditanam pada semua jenis tanah dan ketinggian tempat dari permukaan air laut, tetapi agar tanaman jeruk bali tumbuh dengan baik diperlukan syarat tumbuh yang sesuai.
            Kalua jeruk bali adalah jenis makanan olahan yang dikonsumsi sebagai camilan dan diolah melalui proses penggulaan.  Penambahan gula pada proses pembuatan kalua jeruk adalah untuk memberi rasa manis dan sebagai bahan pengawet, sehingga kalua jeruk bali relatif tahan lama.

A.     ALAT DAN BAHAN
  1. Alat
Ø      Kompor
Ø      Wajan besar
Ø      Pengaduk kayu
Ø      Baskom besar
Ø      Pisau
Ø      Timbangan

  1. Bahan

Ø      Buah jeruk bali
Ø      Gula merah/gula pasir
Ø      Pewarna (bila menggunakan gula pasir)

B.    CARA MEMBUAT KALUA JERUK BALI
1.          Pilihlah buah jeruk bali yang baik, sehat dan masih muda
2.          Kupas kulit bagian luarnya (berwarna hijau) setebal ± 1 mm
3.         Belah buah jeruk bali yang sudah dikupas kulit luarnya menjadi empat bagian
4.       Buang  bagian dalamnya hingga tersisa kulit buah bagian dalamnya yang berwarna putih
5.          Potong-potong kulit jeruk bali sesuai selera (segi tiga, segi empat atau trapesium)
6.          Rendamlah dalam larutan air kapur selama 12 s/d 24 jam
7.          Setelah direndam dalam larutan kapur, cuci sampai bersih kemudian rebuslah dalam air mendidih selama ± 4 jam (sampai masak)
8.         Angkatlah rebusan kulit jeruk bali bila sudah masak, kemudian cuci dengan air bersih dalam keadaan rebusan masih panas
9.            Tiriskan agar air yang tersisa dapat berkurang
10.   Setelah ditiriskan, lakukan proses penggulaan, yaitu dengan cara direbus (tanpa penambahan air)  dalam wajan dan tambahkan gula yang berfungsi sebagai pemanis dan pengawet.  Perbandingan kulit jeruk bali dengan gula adalah 1 : 1

11.  Setelah keadaan kadar air berkurang dan hampir kering, rebusan diangkat dan didinginkan, kemudian kemas dalam plastik agar terbebas dari pengaruh kelembaban udara sehingga keadaan kalua jeruk bali tetap kering.

Sumber :  Hasil Survey Lapangan dan Kajian Sendiri

Jumat, 30 Agustus 2013

ALAT GORENG VACCUM PRYER

TEKNOLOGI ALAT GORENG VACCUM PRYER

I.  PENDAHULUAN
Upaya peningkatan kualitas pengolahan  hasil pertanian berupa buah-buahan adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual hasil produksi komoditi tanaman hortikultura.
Teknologi pengolahan hasil buah-buahan dengan menggunakan alat goreng “Vacum Pryer” merupakan suatu inovasi baru bagi sebagian besar masyarakat.
Teknologi jenis pengolahan hasil buah-buahan ini termasuk jenis usaha yang padat modal sebab menggunakan investasi yang relatif besar tetapi mengingat hasil tanaman hortikultura yang pada umumnya bersifat cepat rusak, meruah (bulky) dan voluminous maka selayaknya alat ini sebagai inovasi baru perlu dipertimbangkan untuk dikembangkan dan diadopsi oleh petani terutama pelaku agribisnis.
Alat goreng “Vacum Pryer” dapat menciptakan produk olahan hasil pertanian berupa keripik buah-buahan yang mempunyai nilai kompetitif disamping nilai komparatif pada daerah tertentu yang banyak memproduksi suatu komoditi buah-buahan.

II.  MENGENAL PRINSIP KERJA ALAT GORENG VACUM PRYER
Secara teknis, prinsip kerja alat penggoreng “Vacum Pryer” adalah mengubah buah-buahan dalam keadaan segar menjadi hasil olahan berupa keripik yang mempunyai kadar air rendah melalui proses penggorengan yang dibantu dengan penghampaan udara agar kadar air yang terdapat dalam buah  menjadi berkurang.
Alat tersebut dilengkapi dengan unit alat penghampa udara yaitu jet pump dan condensor. Unit alat penghampa udara (vacuum pryer) ini berfungsi untuk mengisap udara yang ada di ruang silinder penggoreng sehingga kandungan air dalam buah pada waktu buah-buahan dalam proses penggorengan menjadi terhisap.
Proses penggorengan buah dalam silinder penggoreng menggunakan minyak goreng yang banyak dijual di pasar dengan berbagai merk dagang,  seperti ; Bimoli, Madina, Kunci Mas dan lain-lain.  Sedangkan volume minyak goreng yang digunakan dan banyaknya bahan yang diproses tergantung spesifikasi alat tersebut, semakin besar alat maka semakin tinggi kapasitas buah yang diproses.

III. LANGKAH KERJA PEMASANGAN ALAT GORENG VACUM PRYER
1)      Tempatkan bak air dimana unit alat tersebut akan diletakkan
2)      Pasang silinder penggoreng di atas bak air
3)      Pasang kondensor sejajar dengan silinder penggoreng dan hubungkan pipa penghubungnya
4)      Pasang pompa air pada dinding bak air
5)      Pasang jet pump pada palang penahan, kemudian sambungkan pipa besi dari pompa air ke jet pump dan slang dari jet pump ke kondensor
6)      Pasang pipa spiral dari jet pump ke kondensor
7)      Pasang panel penunjuk temperatur
8)      Sambungkan kabel listrik dari panel ke dynamo air
9)      Pasang saluran gas elpiji dari kompor ke panel dan dari panel ke tabung elpiji
10)  Sambungkan kabel listrik dari termometer ke panel sesuai warna kabel
11)  Pasang lampu penerang silinder penggoreng yang mengambil arus listrik dari panel

IV.TEKNIK PENGOPERASIAN ALAT GORENG VACUM PRYER
1)      Hidupkan aliran listrik ke panel
2)      Hidupkan kompor elpiji agar minyak dalam  
      silinder penggoreng panas hingga temperatur mencapai 85° Celsius, sementara
      posisi keranjang penggoreng ada di atas
3)      Buka tutup silinder penggorengan dan masukkan buah yang akan di olah menjadi keripik
4)     Tutup kembali penutup silinder penggoreng kemudian kencangkan baut penguatnya
5)     Tekan tombol aliran llistrik ke pompa air kemudian buka kran pengeluaran dari condensor secara
      perlahan-lahan dan perhatikan jarum penunjuk vacuum.
      Bila jarum penunjuk telah menunjukkan  angka > - 60 maka putar engkol kerangjang penggoreng agar
      posisi kerannjang menjadi tercelup kedalam minyak.
6)     Aduk bahan dalam penggorengan tiap 3 menit sekali.
7)      Proses penggorengan dilanjutkan hingga buah menjadi kering dan masak.

V.  SYARAT YANG HARUS DIPENUHI DALAM PROSES PENGGORENGAN
a. Syarat menggoreng
1)      Temperatur minyak dalam silinder penggoreng terpenuhi ( 85° C )
2)      Angka jarum penunjuk vacuum terpenuhi (> - 60)
b. Syarat matang
1)      Temperatur terpenuhi (85° C)
2)      Tekanan udara dalam tabung penggoreng terpenuhi.
3)      Buih dalam minyak penggoreng tinggal sedikit 9dikontrol melalui jendela pengintai.

c. Mengakhiri Proses Penggorengan
1)  Keranjang diangkat (dengan cara memeutar engkol keranjang
2)  Tutup kran pengeluaran air dari kondensor
3)     Matikan kompor
4)     Matikan pompa air
5)     Buka kran silinder penggoreng agar udara dapat masuk kedalamnya
6)     Buka baut  penutup silinder penggoreng kemudian angkat penutupnya dan keluarkan buah yang digoreng
7)    Masukkan buah yang sudah digoreng dalam alat pengatus/pemutar agar kandungan minyak yang tersisa
     dalam keripik buah dapat keluar
8)     Angkat keripik buah, kemudian kemas dalam kemasan plastik yang sudah diberi label

VI.  MASALAH-MASALAH YANG MUNGKIN TERJADI
1)      Tanda-tanda bocor :  Apabila mesin dimatikan, jarum penunjuk vacuum naik ke angka nol.
      Periksa baut  penutup atau pipa ke condensor.
2)      Air tidak dapat mengalir ke condensor : Periksa jet pump, mungkin tersumbat dan bersihkan
3)      Baling-baling pompa air tidak berputar : Buka penutup baling-baling udara pompa air kemudian putar
      dengan tangan sampai putaran menjadi ringan.

VII. CARA PENYETELAN OTOMATIS NYALA API KOMPOR
a.  Mengatur api minimum
1)      Kompor dapat dihidupkan bila angka digital pada panel (atas berwarna merah) < dari angka bawah
      (berwarna hijau)
2)      Setel angka digital hingga angka atas (berwarna merah) > dari angka bawah (berwarna hijau) kemudian
      lihat nyala kompor, kecilkan api kompor (dengan cara memutar alat saluran elpiji yang ada pada panel)
3)      Tekan kembali posisi angka digital hingga angka bawah  > dari angka atas dan angka bawah tersebut
      sebesar 85.

Sumber : pengalaman sendiri

- o0o -

Selasa, 23 Juli 2013

MEMBUAT KERUPUK TALAS BELITUNG

MEMBUAT KERUPUK LONTONGAN TALAS BELITUNG
Di Indonesia pada umumnya talas belitung (di beberapa daerah berlainan nama) banyak tumbuh liar di pinggir jalan, tempat pembuangan sampah, pinggir kebun, halaman rumah dan tempat lainnya yang kadang-kadang oleh petani dianggap sebagai tumbuhan gulma.

Sebenarnya jenis talas belitung memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan kaya karbohidrat yang dapat menggantikan beras dalam rangka  penganekaragaman pangan non beras.
Talas belitung dapat dijadikan makanan camilan yang memungkinkan untuk disukai apabila di olah secara baik dengan mempertimbangkan tingkat kesukaan konsumen dan memiliki harga jual yang tinggi apabila pandai-pandai menempatkan segmen pasar yang dituju sesuai kualitas hasil produk.
Penomena kesukaan konsumen terhadap makanan siap saji yang didukung oleh tingkat pendapatan masyarakat yang semakin membaik, talas dapat diposisikan menjadi makanan yang dapat dipasarkan dengan sasaran konsumen kalangan menengah keatas.
Cara Membuat (satu kali adonan)
Bahan : 1. Talas belitung 4 kg
              2. Tepung tapioka 1 kg
              3. Air secukupnya
Bumbu : 1.  garam (secukupnya)
               2.  lombok (bila perlu)
               3.  penguat rasa (bawang putih atau vetsin)
Membuat :
1.  Cuci umbi talas belitung agar bersih dari kotoran dan sisa akar
2.  Rebus sampai masak, angkat dan kupas kulitnya
3.  Hancurkan sampai lumat (pakai ulekan atau gilingan lombok)
4.  Campur dengan tepung tapioka, tambahkan bumbu.
5.  Adon sampai kalis
6.  Masukkan adonan dalam kantong plastik kacang (plastik kecil) yang telah dipotong-
     potong 30 cm, kemudian ditusuk-tusuk pakai garpu makan secukupnya
7. Adonan dalam plastik kemudian direbus sampai masak
8. Angkat dan dinginkan semalaman agar rebusan adonan agak mengeras
9. Lepaskan plastik, kemudian rajang lontongan dengan menggunakan pisau yang tajam
    atau dapat menggunakan alat.
10.Susun hasil rajangan diatas tampah (nyiru), kemudian jemur diterik matahari
11.Setelah kering, goreng dalam minyak yang panas agar kerupuk mengembang
12. Selamat mencoba
Sumber : Hasil praktek sendiri

Selasa, 14 Mei 2013

TALAS BELITUNG

TALAS BELITUNG
Talas yang satu ini di setiap daerah memiliki nama yang berbeda (Jawa Barat : Talas Padang, Talas Belitung. Kalsel : Keladi Air), tetapi apapun namanya jenis talas ini memang punya prospek yang baik dalam jajaran makanan sumber karbohidrat yang kaya serat yang katanya dapat menghindari penyakit diabetes.
Anehnya, talas ini masih belum banyak dibudidayakan, bahkan di daerah wilayah jawa barat banyak petani mempersepsikan sebagai "makanan babi".  Padahal talas ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi loh !!! Coba kita hitung, kalau kita tanam talas jenis ini dengan jarak tanam 1 X 1,5 meter maka dalam 1 hektar lahan kering akan didapat populasi tanaman talas sekitar 7000 tanaman sedangkan menurut hasil survey lapangan, setiap pohon talas kimpul akan menghasilkan umbi talas sebanyak 5 - 35 kg.
Kalau kita merujuk ke referensi, talas ini akan menghasilkan umbi sebanyak 20 kg per pohon jadi dalam 1 hektar akan didapat 140 ton umbi dengan kisaran harga jual di tingkat petani Rp 1000,- sd. Rp. 1500,- (di pasar tradisional Rp. 2500 - Rp. 3000,-/kg) ini berarti kita akan meraup penerimaan kurang lebih sebesar Rp. 140.000.000,-/hektar. Pertanyaannya !! kenapa tidak anda tanam ?? malah dibiarkan tumbuh liar dan subur di pinggir-pinggir jalan, tempat sampah ?

Jumat, 14 September 2012

MEMBUAT "PEUYEUM BANDUNG"


MEMBUAT “PEUYEUM BANDUNG”

Ubi kayu merupakan jenis tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani baik di daerah dataran rendah maupun daerah dataran tinggi.
Sesuai dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan hasil pertanian, ubi kayu dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan olahan seperti  ;  Cake singkong, keripik (Kripsi), Getuk, opak, kerupuk, dll.
Rekayasa Teknologi fermentasi adalah teknologi pengolahan hasil dengan menggunakan mikroorganisme  yang dapat dilakukan pada komoditi ubi kayu atau beras ketan. 
Kuliner khas Bandung antara lain “Peuyeum Bandung” yaitu tape ubi kayu yang dalam penyajiannya dengan cara digantung, baik dalam etalase maupun diruangan bebas pada tempat pemajangan.  Tape Bandung adalah bahan makanan olahan melalui fermentasi yang berbahan baku dari ubi kayu dan penampilannya khas yaitu digantung dengan menggunakan tali rafia dalam pemasarannya.
Cara membuat tape gantung pada prinsipnya sama saja dengan cara membuat tape dari ubi kayu pada umumnya, akan tetapi ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan agar tape tersebut dapat digantung sehingga penampilannya menarik dan konsumen tertarik untuk membeli.
Tape Bandung yang berkualitas dapat dinilai dari segi warna, rasa, kekerasan, tekstur dan kemasamannya.  Tape yang baik dapat dilihat secara fisik, yaitu tampak padat dan empuk, berwarna putih kebiru-biruan, rasanya manis agak sedikit masam dan mengandung alkohol.

II.          MEMBUAT TAPE GANTUNG
1.      Alat dan Bahan
a.   Alat
·     Kompor/tungku
·     Panci besar  Φ minimal 75 cm
·     Baskom besar dan kecil
·     Kertas Koran
·     Pisau
·     Tampah
·     Tali rafia
b.  Bahan
·     Ubi kayu
·     Ragi tape
2.      Langkah-langkah pembuatan tape ubi kayu “gantung”
1)   Kupas ubi kayu sampai ke lapisan lendirnya, atau sedalam 2 mm-3 mm
2)   Cuci ubi kayu yang sudah dikupas hingga bersih
3)   Rebuslah  dalam panci perebusan selama ± 15 menit s/d 30 menit
4)   Setelah cukup matang, ubi kayu diangkat dari panci perebusan. 
5)   Lakukan pembersihan ulang agar ubi kayu benar-benar bersih dari lapisan lendir.
6)   Biarkan sampai benar-benar dingin, agar mikroorganisme inokulan  tidak mati.
7)   Bila sudah dingin, lumuri rebusan ubi kayu dengan ragi secara merata.
8)   Setelah selesai peragian, ubi kayu disusun dalam wadah pemeraman.
9)   Peramlah selama 8 jam – 12 jam agar terjadi proses fermentasi.
10)     Fermentasi jangan lebih dari 12 jam sebab tape akan terlalu masak.
11)     Selesai proses fermentasi, pasangkan tali pada ujung pangkal tape.
12)     Gantung pada lemari etalase atau tempat pemajangan yang dikehendaki.
13)     Bila digantung ditempat bebas, sarungkan plastik transparan sbg. Pelindung debu
14)     Tape akan bertahan pada gantungan selama ± 10-15 hari.
15)     Ketahanan tape saat dipajang tergantung kelembaban udara.
(Sumber : Dokumen Pribadi Hasil Survai Lapangan)