Jumat, 14 September 2012

MEMBUAT "PEUYEUM BANDUNG"


MEMBUAT “PEUYEUM BANDUNG”

Ubi kayu merupakan jenis tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani baik di daerah dataran rendah maupun daerah dataran tinggi.
Sesuai dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan hasil pertanian, ubi kayu dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan olahan seperti  ;  Cake singkong, keripik (Kripsi), Getuk, opak, kerupuk, dll.
Rekayasa Teknologi fermentasi adalah teknologi pengolahan hasil dengan menggunakan mikroorganisme  yang dapat dilakukan pada komoditi ubi kayu atau beras ketan. 
Kuliner khas Bandung antara lain “Peuyeum Bandung” yaitu tape ubi kayu yang dalam penyajiannya dengan cara digantung, baik dalam etalase maupun diruangan bebas pada tempat pemajangan.  Tape Bandung adalah bahan makanan olahan melalui fermentasi yang berbahan baku dari ubi kayu dan penampilannya khas yaitu digantung dengan menggunakan tali rafia dalam pemasarannya.
Cara membuat tape gantung pada prinsipnya sama saja dengan cara membuat tape dari ubi kayu pada umumnya, akan tetapi ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan agar tape tersebut dapat digantung sehingga penampilannya menarik dan konsumen tertarik untuk membeli.
Tape Bandung yang berkualitas dapat dinilai dari segi warna, rasa, kekerasan, tekstur dan kemasamannya.  Tape yang baik dapat dilihat secara fisik, yaitu tampak padat dan empuk, berwarna putih kebiru-biruan, rasanya manis agak sedikit masam dan mengandung alkohol.

II.          MEMBUAT TAPE GANTUNG
1.      Alat dan Bahan
a.   Alat
·     Kompor/tungku
·     Panci besar  Φ minimal 75 cm
·     Baskom besar dan kecil
·     Kertas Koran
·     Pisau
·     Tampah
·     Tali rafia
b.  Bahan
·     Ubi kayu
·     Ragi tape
2.      Langkah-langkah pembuatan tape ubi kayu “gantung”
1)   Kupas ubi kayu sampai ke lapisan lendirnya, atau sedalam 2 mm-3 mm
2)   Cuci ubi kayu yang sudah dikupas hingga bersih
3)   Rebuslah  dalam panci perebusan selama ± 15 menit s/d 30 menit
4)   Setelah cukup matang, ubi kayu diangkat dari panci perebusan. 
5)   Lakukan pembersihan ulang agar ubi kayu benar-benar bersih dari lapisan lendir.
6)   Biarkan sampai benar-benar dingin, agar mikroorganisme inokulan  tidak mati.
7)   Bila sudah dingin, lumuri rebusan ubi kayu dengan ragi secara merata.
8)   Setelah selesai peragian, ubi kayu disusun dalam wadah pemeraman.
9)   Peramlah selama 8 jam – 12 jam agar terjadi proses fermentasi.
10)     Fermentasi jangan lebih dari 12 jam sebab tape akan terlalu masak.
11)     Selesai proses fermentasi, pasangkan tali pada ujung pangkal tape.
12)     Gantung pada lemari etalase atau tempat pemajangan yang dikehendaki.
13)     Bila digantung ditempat bebas, sarungkan plastik transparan sbg. Pelindung debu
14)     Tape akan bertahan pada gantungan selama ± 10-15 hari.
15)     Ketahanan tape saat dipajang tergantung kelembaban udara.
(Sumber : Dokumen Pribadi Hasil Survai Lapangan)