MEMBUAT “PEUYEUM BANDUNG”
Ubi kayu merupakan jenis tanaman yang
banyak dibudidayakan oleh petani baik di daerah dataran rendah maupun daerah
dataran tinggi.
Sesuai dengan semakin meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang teknologi pengolahan hasil pertanian, ubi kayu
dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan olahan seperti ; Cake
singkong, keripik (Kripsi), Getuk, opak, kerupuk, dll.
Rekayasa Teknologi fermentasi adalah
teknologi pengolahan hasil dengan menggunakan mikroorganisme yang dapat dilakukan pada komoditi ubi kayu
atau beras ketan.
Kuliner khas Bandung antara lain “Peuyeum
Bandung” yaitu tape ubi kayu yang dalam penyajiannya dengan cara digantung,
baik dalam etalase maupun diruangan bebas pada tempat pemajangan. Tape Bandung adalah bahan makanan olahan
melalui fermentasi yang berbahan baku dari ubi kayu dan penampilannya khas
yaitu digantung dengan menggunakan tali rafia dalam pemasarannya.
Cara membuat tape gantung pada prinsipnya
sama saja dengan cara membuat tape dari ubi kayu pada umumnya, akan tetapi ada
hal-hal khusus yang perlu diperhatikan agar tape tersebut dapat digantung
sehingga penampilannya menarik dan konsumen tertarik untuk membeli.
Tape Bandung yang berkualitas dapat
dinilai dari segi warna, rasa, kekerasan, tekstur dan kemasamannya. Tape yang baik dapat dilihat secara fisik,
yaitu tampak padat dan empuk, berwarna putih kebiru-biruan, rasanya manis agak
sedikit masam dan mengandung alkohol.
II.
MEMBUAT TAPE GANTUNG
1.
Alat dan Bahan
a.
Alat
· Kompor/tungku
· Panci
besar Φ minimal 75 cm
· Baskom
besar dan kecil
· Kertas
Koran
· Pisau
· Tampah
· Tali
rafia
b. Bahan
· Ubi
kayu
· Ragi
tape
2.
Langkah-langkah pembuatan tape ubi kayu “gantung”
1)
Kupas ubi kayu sampai ke lapisan lendirnya, atau
sedalam 2 mm-3 mm
2)
Cuci ubi kayu yang sudah dikupas hingga bersih
3)
Rebuslah dalam
panci perebusan selama ± 15 menit s/d 30 menit
4)
Setelah cukup matang, ubi kayu diangkat dari panci
perebusan.
5)
Lakukan pembersihan ulang agar ubi kayu benar-benar
bersih dari lapisan lendir.
6)
Biarkan sampai benar-benar dingin, agar mikroorganisme
inokulan tidak mati.
7)
Bila sudah dingin, lumuri rebusan ubi kayu dengan ragi
secara merata.
8)
Setelah selesai peragian, ubi kayu disusun dalam wadah
pemeraman.
9)
Peramlah selama 8 jam – 12 jam agar terjadi proses
fermentasi.
10)
Fermentasi jangan lebih dari 12 jam sebab tape akan
terlalu masak.
11)
Selesai proses fermentasi, pasangkan tali pada ujung pangkal
tape.
12)
Gantung pada lemari etalase atau tempat pemajangan yang
dikehendaki.
13)
Bila digantung ditempat bebas, sarungkan plastik
transparan sbg. Pelindung debu
14)
Tape akan bertahan pada gantungan selama ± 10-15 hari.
15)
Ketahanan tape saat dipajang tergantung kelembaban
udara.
(Sumber : Dokumen Pribadi Hasil Survai Lapangan)